JAKARTA, ARAHKITA.COM – Rencana Walikota Depok KH. Mohammad Idris, melabelkan kota Depok sebagai Penyelenggaraan Kota Religius (PKR) lewat Reperda, mengundang polemik di daerah tersebut. Badan Musyawarah DPRD Kota Depok bahkan menyebut regulasi tersebut berpotensi menimbulkan intoleransi masyarakat kota depok yang selama ini memiliki keragaman, baik suku, agama, maupun etnis.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP), Prof. Dr. Siti Musdah Mulia mengatakan, selama konsep PKR berorientasi pada pelayanan publik, utamanya memberikan rasa aman bagi kaum perempuan dan anak-anak, memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. “ Penyelenggaraan kota religius itu, indikasi utamanya adalah memberikan pelayanan publik yang ramah terutama untuk kelompok-kelompok yang rentan dan minorias yaitu, anak-anak, lansia, fakir miskin, serta penyandang difabel dan disabilitas,” terang Musdah usai ditemui Talkshow Ramadhan yang bertema “Idul Fitri dan Kemenangan Spiritualitas”, di Jakarta, Selasa (28/05).

Adapun beberapa poin indikator kota religius yang dimaksud adalah pertama, layanan publik yang ramah dan terjangkau untuk kelompok rentan dan minoritas yaitu anak-anak, lansia, penyandang difabel dan disabilitas. Kedua, tidak ada diskriminasi bagi kelompok minoritas dan kelompok rentan lainnya. Ketiga, kota tersebut tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapiun. Keempat, Kota yang bersih, terutama dari sampah plastik. Itulah ukuran keislaman atau ukuran religiusitas. Tapi indikasinya harus itu yang muncul”.

Menanggapi usulan Raperda Musdah mengatakan, “Pakaian atau keimanan seseorang tidak harus diurus oleh pemerintah daerah tetapi diurus oleh guru mengaji atau tokoh agama setempat. Saya mendukung sepenuhnya dengan kota religius, tapi diluar dari indikator yang saya sebutkan bukan wewenang pemerintah daerah karena pemerintah tidak masuk dalam urusan pribadi masyarakat. Keimanan seorang pun diukur dari apakah dia tidak membuang sampah sembarangan khususnya sampah plastik di tempat umum dan apakah dia peduli pada tetangga itu adalah ukuran dari keimanan seseorang,” ujar Musdah menambahkan.

Editor : Maria L. Martens
Reporter : Theresia Masang